Rabu, 08 Mei 2019

Perampokan Bank Terbesar Yang Belum Terpecahkan !

MiTosuNik | BandarQ - Bank adalah suatu tempat dimana kita dapat menyimpan uang kita atau juga dapat meminjam uang. Sepanjang sejarah perampokan Bank banyak sekali metode dari mulai kekerasan hingga menggunakan metode terumit yaitu Hacking.


Untuk itulah sistem pertahanan bank dibuat sangatlah rumit untuk mencegah perampokan dengan metode apapun.

Namanya sistem, pastinya ada celah dan juga cara untuk agar dapat dibobol. Seperti halnya beberapa kasus yang akan kita bahas pada artikel kali ini. Sehebat-hebatnya tupai melompat pastilah akan terjatuh juga, itulah kata yang pantas untuk sistem Bank.

Kasus 300 Juta Yen (1968)


10 Desember 1968 adalah awal mula seorang manager Bank di kota Fuchu, sebuah kota metropolitan di Tokyo tengah dilanda kegalauan yang amat sangat luar biasa setelah beberapa bulan ia mendapatkan surat ancaman yang ditujukan ke kediaman pribadinya.

Dalam surat yang terbuat dari tulisan yang dipotong dari koran dan majalan, seseorang mengancam untuk meledakkan rumah sang manager Bank menggunakan dinamit juga dia tidak menyerahkan uang 300 juta yen.

Mendapatkan ancaman tersebut, manager dari Bank Shintaki Nihon Ginko ini sudah melaporkan pada polisi dan pihak berwajib telah menanggapi laporannya dan secara rutin mengawasi rumah manager bank yang menerima ancaman.

Merasa kemungkinan ancaman ini berasal dari orang terdekat si Manager Bank ini, polisi sebenarnya telah melarang sang manager untuk menceritakan tentang ancaman yang ia terima dan tetap bekerja saja seperti biasa.

Namun karena merasa gelisah, si manager akhirnya menceritakan tentang kekhawatiran serta ancaman yang ia terima kepada teman-teman dikantornya. Sampai pada hari ancaman ini akhirnya terwujud, sebenarnya tak ada yang menyadari apa maksud dari pelaku teror misterius ini.

Sesuai jadwal yang ada setiap tanggal 10 Desember, Bank Shintaki Nihon Ginko akan mengirimkan uang bonus akhir tahun untuk karyawan pabrik Toshiba di Fuchu. Mengikuti jadwal ini manager bank itu mengirim 4 orang karyawannya untuk melakukan pengiriman uang ini.

Dengan menggunakan mobil perusahaan 4 orang karyawan Bank Shintaki mengangkut uang tersebut dalam beberapa kotak besi yang mereka letakan di belakang bagasi.

Polisi kemudian menyuruh ke 4 karyawan bank tadi untuk turun dari dalam mobil agar ia bisa memeriksa kemungkinan adanya bomb di mobil yang mereka bawa. Setelah mereka turun dari mobil, polisi tadi bergegas memeriksa bagian bawah mobil, namun tak berselang lama tiba-tiba ada asap mengepul dari bawah.

Dari balik dinding penjara mereka menunggu dengan cemas dan ketakutan jika akan ada ledakan besar yang terjadi. Namun setelah sekian lama menunggu, justru tak terdengar suara apapun.

Bukannya mendapati mobil mereka meledak, malahan mobil mengangkut uang tersebut raib tak tau rimbanya.

Setelah dilakukan penyelidikan, pada TKP yang ada ditemukan beberapa barang bukti yang diantaranya adalah suar yang kemunginan digunakan untuk membuat asap dibawah mobil dan membuatnya terlihat seperti ledakan dinamit.

Sayangnya bukti yang ada justru mempersulit penyelidikan yang ada karena jumlahnya yang terlalu banyak.

Pada TKO yang ada setidaknya ada sekitar 120 barang mencurigakan yang memang sengaja ditinggal pelaku untuk lebih mempersulit polisi mencari kebenaran siapa pelakunya.

Banyak yang menganggap bahwa kasus ini sebagai perampokan bank terbesar di Jepang, karena nyaris tidak menggunakan kekerasan, tanpa ada darah yang tumpah dan direncakan dengan sangat matang hanya oleh satu orang saja.

The Note (1994)


Kobe 7 Agustus 1994, dua orang msiterius berhasil merampok uang sebesar 540juta Yen, milik Bank Fukutoku tepat di halaman parkir mereka. Pada hari jumat yang cerah itu, beberapa karyawan bBank Fukutoku sesuai jadwal yang ada bertugas untuk mengantarkan uang ke wilayah barat pelabuhan Kobe.

Namun saat akan berangakt tigak orang karyawan didatangi oleh dua orang yang menutupi wajah mereka dengan perban dan menggunakan kacamata hitam.

kedua orang ini langsung menodongkan senjata mereka pada tiga karyawan tadi, merebut koper uang yang mereka bawa dan membawa lari uang tersebut dengan sebuah mobil van.

Cepat, simple namun Efektif, hanya dalam beberapa menit 2 orang berhasil membawa lari ratusan juta Yen. Hal yang dalam beberapa menit 2 orang berhasil membawa lari ratusan juta Yen. Hal ini membuat kasus perampokan Bank ditengah hari bolong in, segera menjadi headline diseluruh Jepang.

Terlebih lagi pihak kepolisian juga menemui jalan buntu setelah satu-satunya bukti yang dapat mereka temukan adalah mobil van yang digunakan oleh dua orang perampik yang ditinggalkan begitu saja tak jauh dari Bank Fukutoku.

Tapi bukan ini saja yang membuat perampokan ini menjadi spesial, melainkan apa yang 2 perampok ini lakukan setelahnya. Selama 10 hari setelah perampokan Bank Fukutoku menerima sebuah catatan misterius yang berbunyi.

"Terimakasih banyak atas uang ini. Sekarang kami bisa hidup dengan tenang menggunakan uang jarahanini hingga akhir hayat kami"

Catatan seperti ini biasanya digunakan oleh orang Jepang untuk menunjukkan rasa terima kasih yang merupakan bagian dari adat Jepang untuk menunjukkan rasa terimakasih yang merupakan bagian dari adat kesopanan mereka.

Namun apa yang dilakukan oleh perampok ini sepertinya bukan wujud terimakasih melainkan sebuah ejekan bgi pihak bank yang berhasil mereka kelabui.

7-Eleven (2016)


Nama dari 7-Eleven tentu sudah banyak yang mengetahuinya, karena waralaba swalayan asal Amerika ini pernah menjamur di Indonesia beberapa tahun lalu. Selain di Indonesia 7-Eleven rupanya juga sangat menjamur di Jepang.

Sama halnya dengan kebanyakan toko swalayan modern pada umumnya, 7-Eleven juga dilengkapi dengan mesin ATM, untuk memudahkan pembeli melakukan penarikan uang tunai ditempat.

Hal ini cukup penting mengingat budaya orang Jepang yang selalu menggunakan uang Tunai saat melakukan transaksi pembelian apapun.

Layanan penarikan uang tunai inilah yang dimanfaatkan oleh sekelompok orang untuk melakukan perampokan yang sangat terencana dan rapih.

{ada 15 Mei 2016, tepatnya pukul 05.00 serangkaian transaksi penarikan uang tunai dari sejumlah outlet 7-Eleven di kota Tokyo dengan jumlah penarikan mencapai 100.000 Yen atau sekitar 880 dollar yang merupakan angka maksimal penarikan uang tunai di Jepang.

Hal ini tampak tak terlalu mencurigakan, namun selama kurun waktu 2jam kemudian transaksi serupa terjadi sebanyak 14 ribu kali di seluruh Jepang dengan total penarikan uang tunai mencapai 1,4 milyar Yen.

Hebatnya lagi keseluruhan transaksi ini dilakukan secara manual, itu artinya perampokan ini melibatkan sekelompok orang dalam jumlah yang besar dan terkooridnasi dengan baik. Hal ini membuat kecurigaan Polisi mengarah pada adanya campur tangan organisasi besar seperti akuza yang menjadi dalang dibalik perampokan tak biasa ini.

Pembobolan Coincheck


Coincheck merupakan salah satu bursa Platform penukaran mata uang digital (Kripto) terbesar di Jepang bahkan Asia dengan tak kurang dari 260 ribu nasabah. Sayangnya besar pasar penukaran uang yang mereka miliki tak kseiiring dengan pengamanan yang cukup.

Pada awal 2018 yang lalu sistem keamanan Coincheck berhasil dibobol oleh beberapa hacker yang menyamar sebagai pemilik akun resmi. Para hacker ini berhasil menyusup setidaknya selama 8 jam tanpa terdeteksi dan berhasil mencuri setidaknya 58 milyar Yen uang kripto dalam bentuk NEM atau senilai kurang lebih 7 trilyun rupiah.

Peristiwa ini tentu sangat memalukan bagi COincheck dan juga pemerintah Jepang yang saat itu tengah mengadakn kampanye untuk menjadikan Tokyo sebagai ibukota mata uang Kripto.

Dalam keterangannya Coincheck mengaku mereka telah lengah dalam memberikan keamanan ekstra dalam sistem mereka. Kesalahan lain adalah karena mereka menyimpan seluruh uang mereka di Hot Wallet yang selalu terhubung dengan jaringan BlockChain dan internet, seingga lebih mudah di bobol.

Inspektur Kesehatan


26 Januari 1948 seorang pria paruh baya yang mengaku sebagai Inspektur Kesehatan masuk ke Bank Kerajaan, tepat sebelum waktu bank Tutup. Pria ini kemudian mengumpulkan semua orang yang ada di bank dan menjelaskan bahwa dirinya dikirim oleh pihak pemerintah Amerika untuk memberi vaksin disentri pada orang yang ada di bank.

Karena saat itu Jepang memang sedang dalam masa peralihan dan sedang di duduki oleh Amerika, maka ke 16 orang yang ada di bank itupun percaya saja dengan apa yang dikatakan oleh orang ini.

Satu persatu pegawai Bank mulai tumbang akibat di tetesin cairan dan pil yang diberikan orang tersebut. Ternyata orang ini ternyata alah seorang perampok. Setelah semua tumbang pelaku leluasa untuk mengambil uang dibank tersebut.

Setelah di periksa, ternyata racun tersebut adalah sianida.

Sayangnya mereka menghadapi kesulitan dalam pengungkapan kasus ini, karena hanya menemukan sebuah kartu nama milik seroang bernama Shigeru Matsui ditempat kejadian perkara.

Tapi anehnya pemilik kartu ini ternyata memang ada dan orang tersebut juga bekerja di Departemen Kesehatan, hanya saja, selama masa penyelidikan Shigeru Matsui akhirnya terbukti tak bersalah karena memiliki alibi pada saat perampokan terjadi.

Titik terang kasus ini baru muncul lewat pengakuan Shigeru Matsui yang memberikan kartu namanya pada 593 orang.

Fakta lain yang membuat orang ragu adalah karena racun yang digunakan dalam perampokan ini rupanya adalah racun tingkat tinggi yang biasanya hanya dimiliki oleh pihak militer.

Racun sepreti ini tentu mustahil untuk didapatkan oleh seorang pelukis, kecurigaan warga kemudian mengarah pada unit 731 sebuah kelompok pasukan khusus yang merupakan spesialis dalam pembuat racun pemusnah Massal yang dibentuk kekaisaran Jepang pada masa perang dunia 2.

Kecurigaan ini rupanya juga sampai ke telinga Menteri kehakiman yang juga meragukan Hirasawa sebagai tersangka perampokan/ Alhasil selama bertahun-tahun Menteri Kehakiman yang menjabat selalu menolak untuk mendandatangi surat putusan hukuman mati Hirasawa,

Akibatnya Hirasawa harus mendekam 32 tahun dipenjara sebagai tahanan. Hukuman mati tanpa ada kejelasan. Dan pada akhirnya Hirasawa sendiri akhirnya meninggal pada 10 Mei 1987 akibat Pneumonia di rumah sakit penjara.

(Phalkon) BOLA JUDI | TOGEL ONLINE

BACA JUGA:


 →→→  www.VIPGOLDENQQ.org  ←←←



1. Bonus Rollingan 0.3% 
2. Bonus Referral 15% 
3. Min Depo & WD Sangat Terjangkau Rp. 20,000

8 Games Dalam 1 User ID :
Bandar Poker | Poker | Adu-Q | Bandar-Q | Domino99 | Capsa Susun | Sakong | Bandar66

Bandar Poker Online Terpercaya | Bandar Poker Online | Agen Poker Online | Poker Online Terpercaya | Poker Uang Asli | Agen BandarQ Online | Agen Bandarq | Agen Domino Online |

Disupport Oleh :
1. LiveChat 24 Jam Online
2.Customer Service Yang Ramah
3. Support 5 Bank Ternama dan Terbesar Di Indonesia
4. Proses Depo & WD Cepat
5. Setiap Hari Tersedia Ribuan Meja & Member / Player Yang Bermain
6. 100% NO ROBOT / ADMIN

Untuk Info Bonus Lebih Lengkap Silahkan Hubungi Customer Service Kami Di :

 Contact Person kami:
- PIN BB: vipgoldenqq
- TELP: +855969008229





→→→  www.VIPGOLDENQQ.org  ←←←  


0 komentar:

Posting Komentar