Jumat, 12 Juni 2020

Runtuhnya Dinasti Utsmaniyah, Abad Kejayaan Dinasti Ottoman di Turki !

Runtuhnya Dinasti Utsmaniyah, Abad Kejayaan Dinasti Ottoman di Turki !







Siapa yang tidak tahu tentang Abad Kejayaan yang beberapa tahun silam ditayangkan di layar kaca televisi nasional, ANTV. Banyak kisah dan skandal yang terjadi dalam cerita ini dan banyak menuai protes karena sama sekali pemeran dan alur ceritanya tidak seperti menggambarkan Raja Suleiman yang asli.

Mengapa sih Kerajaan Muslim yang terbesar ini bisa runtuh ? Kenapa terjadi banyak perselisihan didalam kehidupan kerajaan ini ? 

Mari kita bedah satu persatu melalui para tokoh-tokoh yang dituliskan pada sejarah karena inilah Dinasti Utsmaniyah runtuh.

Kematian Satu Persatu Tokoh Utama Dalam Pemerintahan Dinasti Ottoman


Seperti kisah-kisah yang banyak kita dengar, bahwa apabila disebuah kerajaan yang besar, pastinya ada suka duka, kebahagiaan dan tentu saja skandal perebutan tahta. Inilah yang terjadi pada Dinasti Ottoman.

Satu persatu para tokoh penting dalam kerajaan ini meninggal dan tidak ada penerusnya sehingga menjadikan kerajaan Muslim terbesar dan berkuasa terlama 600 tahun lebih ini mengalami masa kehancurannya sendiri.

Bahkan sebagian memang layak untuk menerima ajalnya dan sebagiannya tidak karena mengakhiri hidup sendiri bukanlah suatu cara untuk terbebas dari penderitaan dan kekecewaan.

Ibrahim




Sosok yang sangat dipercaya dan selalu berada di samping baginda raja Suleiman karena Ibrahim merupakan sahabatnya yang paling setiap yang selalu ada untuk baginda. Karena sangat dipercaya oleh baginda, maka dari itu Ibrahim mendapatkan anugerah jabatan langsung dari Baginda Suleiman menjadi Grand Vizier selama kurang lebih 13 tahun dari tahun 1523 hingga 1536 masih tidak membuatnya puas.

Karena godaan akan kekuasaan yang tinggi, membuat tindakan Ibrahim membuat baginda raja marah karena sudah tidak mendengarnya lagi. Namun karena janjinya untuk tidak menghabisi nyawa Ibrahim ketika dia masih memiliki jabatan membuat baginda raja mencabut sumpahnya dan mengeksekusi hal yang tidak termaafkan lagi dari Ibrahim.

Karena penyesalannya itulah, baginda raja Suleiman membuatkan sebuah masjid yang cukup besar yang berada di Konstantinopel. Dan setelah melewati hal yang menyakitkannya itu, baginda menuliskan beberapa surat puisi dengan topik persahabatan dan puisi-puisi tersebut memang tepat ditujukan untuk Ibrahim.

Hatice Sultan - Khadijah




Merupakan adik kandungnya sang Baginda Raja Suleiman yang bernama Hatice Sultan - Khadijah. Dia sangat merasa sangat terpukul dan bersedih hati karena kematian Ibrahim suaminya. Sejarah mencatat bahwa kematian Khadijah adalah karena ia melakukan bunuh diri tapi sekarang pun tetap dibahas dan menjadi satu masalah perdebatan dikalangan sejarahwan.

Sejak ditengarai melakukan bunuh diri karena depresi banyak spekulasi yaa memang karena depresi Khadijah mengakhiri diri dengan cara bunuh diri.

Mustafa




Sejak kecil memanglah Mustafa dan juga baginda raja Suleiman tidak baik hubungannya. Lahir sebagai anak pertama menjadinya Mustafa berhak atas mahkota kerajaan. Namun apalah daya, ia menjadi korban dari kejamnya instrik di Kerajaan Ottoman.

Pada masa dewasanya, Suleiman mengirimkan Mustafa ke Amasya untuk mempertahankan kekuasaannya di pesisir Timur kerajaan Ottoman. Dan kematiannya datang ketika sang ayah sedang dalam perjalanan menuju Persia untuk berkampanye.

Rustem Pasha yang menjadi penyebab kematian Mustafa di tangan ayahnya sendiri. Kepada Mustafa, Rustem mengatakan kalau ada baiknya ia bergabung dengan prajurit ayahnya. Namun pada kesempatan yang sama, ia mengatakan kepada Suleiman bahwa Mustafa akan datang untuk membunuhnya.

Mustafa menerima tawaran dari Rustem Pasha dan datang ke perkemahan ayahnya. Suleiman menyangka ini adalah sebuah ancaman baginya dan memerintahkan kepada prajurit untuk membunuh Mustafa.

Begitu Mustafa tiba di tenda Suleiman, prajurit langsung menyerangnya. Putra sulung Suleiman ini sempat melawan, namun akhirnya meninggal juga setelah dijerat lehernya dengan tali.

Tidak hanya sampai disitu saja, Suleiman juga menjatuhkan hukuman mati kepada anaknya, Pangeran Mehmet. Kematian menimbulkan kemarahan dari prajurit di Anatolia, terutama di Amasya. Tahu bahwa ia sudah melakukan kesalahan.

Tahu bahwa ia sudah melakukan kesalahan, Suleiman menghukum Rustem Pasha, mencabut jabatannya sebagai Grand Vizer dan mengirimnya kembali ke Instanbul.

Suleiman juga memerintahkan agar jenazah Mustafa dikirimkan ke Istanbul. Ia disemayamkan di Hagia Sophia selama satu pekan, lalu dimakamkan di Mausoleum besar di Bursa.

Kematian Mustafa dan Mehmet diterima dengan lapang dada oleh Mahidevran. Dan ia tetap hidup sangat menderita sepeninggal anak dan cucunya.

Beyezid




Tamak akan kekuasaan, itulah sosok Beyezid, salah satu putra Suleiman dan hurrem. Meski sudah mendapatkan banyak hal dari sang ayah, namun tidak membuat Beyezid puas dengan apa yang sudah didapatkannya.

Beyezid kerap bermusuhan dengan Selim, kakaknya. Bahkan pada akhirnya ia melakukan pemberontakan demi mendapatkan tahta yang masih dipegang oleh Suleiman.

Bersama empat orang anaknya, Beyezid dieksekusi oleh para eksekutor Kerajaan Ottoman. Ia meninggal pada tahun 1561 setelah Suleiman dan Selim memutuskan bahwa kejahatan yang dilakukan oleh Beyezid sudah tidak bisa dimaafkan.

Mihrunisa




Kalau ada salah satu kematian yang tersadis dan tragis dimasa kerajaan Ottoman mungkin ini adalah kematian Mihrunisa. Istri Mustafa ini sangatlah depresi lantaran anak dan suaminya dieksekusi oleh Suleiman.

Tak tahan dengan penderitaan yang ia alami, Mihrunisa mendatangi Hurrem yang ia tuding sebagai dalang dibalik meninggalnya suami dan anaknya. Dihadapan Hurrem, ia menggorok lehernya sendiri dan tidak bisa diselamatkan.

Catatan sejarah menulis hal yang berbeda soal kehidupan Mihrunisa yang juga dikenal dengan nama Rumeysa Sultan. Sepeninggal Mustafa, ia pindah ke Izmir dan menjadi sosok panutan disana.

Ia menghabiskan sisa hidupnya disana, namun tidak dijelaskan soal penyebab kematiannya.

Cihangir




Dari semua anak Suleiman dan Hurrem, Pangeran Cihangirlah yang paling cerdas. Ia juga dikenal sangat dengan demgan semua saudara-saudaranya, termasuk dengan Mustafa kakak tirinya.

Sejak kecil Cihangir bermasalah dengan kesehatannya, dan memiliki beberapa kelainan. Namun sang bunda sangat menyayanginya, meski ia tidak sekuat saudara-saudaranya yang lain.

Catatan sejarah menuliskan kematian Cihangir terjadi tak lama setelah Mustafa meninggal dunia. Konon ia sangatlah sedih dan terpuruk karena mengetahui bahwa kakak tirinya di eksekusi dan lantaran dukanya begitu sangat dalam, ia depresi dan akhirnya menutup usia di umur yang ke 21.

Pangeran Cihangir meninggal diusia yang 21 tahun, ia dimakamkan di Masjid Sehzade, Istanbul dan untuk mengenang kematiannya, baginda raja mendirikan Masjid dari Kayu yang dibangun menghadap Bosporus.

Hurrem




Dari semua kematian yang ada di serial Abad Kejayaan, satu yang paling menyedihkan adalah wafatnya Hurrem, ia meninggal tak lama setelah pangeran Cihangir menutup usia.

Sebelum meninggal, Hurrem mengunjungi makam Ibrahin dan meminta maaf atas sikapnya dulu. Hurrem juga mendatangi magidevran dan meminta maaf atas semua perlakuannya kepada permaisuri sultan tersebut.

Hurrem meninggal pada 15 April 1558 diusia ke 56 tahun. Dalam pelukan Sultan Suleiman, sang suami tercinta, ia memejamkan mata untuk selama-lamanya.

Hurrem dimakamkan disebuah makam berbentuk kubah dengan dekorasi indah yang menggambarkan taman surga yang indah yang terletak tidak jauh dari makam Suleiman di halaman Masjid Raya Sulaimaniah

Suleiman




Runtuhnya Dinasti Utsmaniyah atau Kerajaan Ottoman sudah mencapai ujung, telah dijelaskan urutan kematian dari pewatis tahta pertama hingga pewaris tahta terakhir di silsilah kerajaan Ottoman.

Baginda Raja Suleiman sama sekali tidak memiliki pewaris tahta yang dapat meneruskan kerajaannya.

Berselang kematian Hurrem, Sultan Suleiman mengalami duka yang cukup amat dalam. Namun karena menjalaninya dengan tegar, dia menjalani hari-harinya memerintah kerajaan Ottoman dengan gagah berani.

Delapan tahun setelah Hurrem meninggal, suasana kerajaan sudah tidak sama. Suleiman yang saat itu menghembuskan nafas terakhirnya meninggal pada usia ke 7 September 1566 di usia 71 tahun, namun tak disebutkan sebab kematian sang sultan yang paling lama berkuasa di kerajaan Ottoman ini.

Suleiman dimakamkan didekat pembaringan terakhir istri tercintanya, Hurrem makamnya pun dihiasai dengan kubah, namun dengan hiasan yang lebih serius, di kawasan masjid Suleimaniah, Turki.

Sepeninggalnya Suleiman, tahta kerajaan dipegang oleh Selim 2. Namun Selim yang kurang berpengalaman, gagal meneruskan kesuksesan sang ayah yang sanggup menaklukkan banyak kawasan di sekitar Turki.


BACA JUGA : 

0 komentar:

Posting Komentar